Sabtu, 06 Agustus 2011

this is not a real story. (part.2)

2 minggu kemudian..
Amie dkk seperti biasa menjemput ku buat bersepeda setiap pagi dan hari ini aku bisa mengayuh sepeda ku sendiri tanpa boncengan amie. “mon, gue bonceng yuk” tawar amie padaku tapi sayang tawaran amie padaku aku tolak dengan nada rendah  “miie, aku tau kamu teman yang baik tapi karena aku sudah bisa melihat lagi jadi aku pengeeen bangeett mensyukuri nya tanpa kamu bonceng seperti biasanya” aku keluar kan jurus terjituku dan akhirnya amie pun luluh hatinya dan mengalah dengan ku.
Di taman seperti biasanya..
“ini loh mon taman favorit nya dino yang pernah kita kunjungi sebelumnya” seru amie. “kita udah hampir tiap hari kesini mon karena ini hari special buat kita semua , jadinya kita ajak lo kesini biar lo bisa ngelihat indah nya nih taman” lanjut heirra teman sebangku alma “makasih ya kawan lo semua baik banget gue sampek gak tau lagi mau ngomong apa gue Cuma bisa bilang makaasiiih banget yaa” mona akhirnya memeluk semua teman nya dengan erat dan rasa sayang nya. mona menghabiskan waktu nya di taman tersebut dengan bersepeda , bermain , bercanda dll
Beberapa saat kemudian jam sudah menunjukkan pukul 10 tepat kami rasa sudah saat nya kita untuk pulang ke rumah masing2 . saat pulang seperti biasa kami bercanda di tengah jalan, kami bersenang2 bersama, tertawa bersama, tapi nasib berkata lain lagi2 aku bertabrakan, kali ini aku tertabrak mobil yang sedang melaju kencang di jalan yang sepi semua temanku yang melihat kejadian itu dengan mata kepala nya sendiri langsung shock apalagi amie yang ada di sebelah ku pas ia langsung teriak ketika melihat ku tertabrak mobil saat itu amie juga sedikit terserempet mobil yang sama. Kepala ku penuh dengan darah yang mengalir rasa nya aku telah berbuat banyak salah pada semua orang. Dino dkk langsung turun dari sepeda nya masing2 dan langsung membantuku ada yang berteriak minta tolong ada yang menelpon ambulan tapi sayang nafas ku sudah tidak karuan seperti  tersendat-sendat, badan ku juga melemas, kelihatan nya darah ku yang keluar sangat banyak sehingga aku mengalami pendarahan yang sangat heboh di bagian kepala. untung mobil ambulan cepat2 datang untuk membawa ku ke rumah sakit dan ada beberapa polisi yang juga ikut serta datang untuk mencari tahu apa sebab nya.
Amie segera menelpon keluarga ku, yah, amie lah satu2nya teman ku yang dekat dengan kelurga ku aku senang punya teman seperti amie dan yang lain nya.
Di Rumah Sakit aku di bawa ke UGD dan langsung menjalani operasi dan perawatan tak kusangka darah yang mengalir di tempat kejadian sangatlah deras sampai2 dokter dan perawat nya bingung mencari darah yang sama dengan ku.
“maaf sebelum nya apakah ada diantara kalian yang golongan darah nya AB?” semua sahabat ku langsung shock kenapa dokter bertanya seperti itu? Tanpa berpikir lama amie langsung mengangkat tangan dia lah satu2nya sahabat yang golongan darah nya sama seperti ku. Cepat2 amie langsung di periksa oleh dokter dan menyalurkan darah nya ke infus.
Setelah operasi telah dilakukan dokter beserta perawat nya keluar dari ruangan, “dok, bagaimana keadaan anak saya dok?” mama berkata pada dokter yang hendak pergi dari ruangan UGD “anak ibu baik2 saja, saya salut dengan mona ia kelihatan nya terus bertahan agar tetap hidup. tapi sayang ia mengalami pendarahan yang sangat besar di bagian kepala dan mengalami gagar otak sehingga ia harus menjalani operasi selanjut nya di sini” dokter menjelas kan secara panjang lebar, “Alhamdulillah terima kasih dok.” Seru kami semua, dokter hanya menganggukan kepala dan langsung pergi

Sudah beberapa minggu hampir satu bulan lebih aku di rawat di rumah sakit ini tiba2 ada anak kecil seperti biasa nya dating ke rumah sakit ini dan ia masuk ke ruangan ku, “kakak, ini ada hadiah dari manusia” aku tertawa kecil melihat anak kecil tersebut “ini dari siapa dek?” Tanya ku padanya “dari manusia kak..” tanpa basa basi lagi anak kecil tersebut langsung nyelonong pergi dan keluar dari ruangan ku. “bunga mawar lagi mon,?” aku hanya mengangkat kedua bahu ku dan menggeleng kan kepala ku, aku meminta tolong pada heirra untuk meletak kan nya di vas bunga yang telah di siapkan untuk bunga mawar yang sudah aku titipkan pada mama, aku menoleh kearah amie yang berada di sampingku, amie tersenyum padaku tanpa bicara sedikit pun, aku kembali bertanya2 pada diriku “siapa sih orang yang ngasih aku bunga mawar ini? Dari mana dia tau aku sedang sakit? Dan darimana juga dia bisa tau kalo aku lagi di rawat di rumah sakit ini?” aku mencoba mengabaikan hal itu sejenak , jika aku terus menerus memikir kan nya, bisa2 hal itu perlahan2 meracuni otak ku.
Esok hari nya anak kecil itu datang kembali ke ruangan ku dimana aku dirawat dia sangat sopan sekali dia mengetuk pintu dulu lalu ku persilakan masuk, memang sih di ruangan itu hanya ada aku saja. “kakak sendirian?” Tanya anak kecil itu, “iya dek kenapa?” ia hanya menggelengkan kepala, seperti dugaan ku ia membawa hadiah lagi dan kali ini ia langsung menaruh nya di meja, sebelum ia pergi aku sempat menggandeng tangan nya dan bertanya “nama mu siapa dek?” “lisa kak” “kakak boleh Tanya ngga..?” belom sempat aku bertanya tiba2 amie langsung datang dari balik pintu tersebut lisa kaget dan langsung lari keluar, amie mendekatiku “dia lagi mon?” “iya mi dia bawa hadiah lagi, hadiah nya langsung dia taruh di meja” cerocos ku “gue coba kejar ya”
Ternyata usaha amie tak sia-sia, amie cepat menemukan gadis kecil tersebut yang sedang berada di lobby, gadis kecil itu seperti nya sedang berbicara dengan seseorang perlahan amie mendekati gadis kecil itu.. “lisa?” sahut amie dengan nada kecil, lisa pun langsung berlari menuju ke belakang tubuh cowo yang sedang berbicara dengan lisa “emm, hai. Lo sahabat nya mona ya?” cowo tersebut bertanya dengan gugup “iya, lo siapa?” “sebaik nya jangan ngomongin disini ya ngga enak mending lo ikut gue”.

“reza? Temen SMA nya mona?” reza hanya termangu menundukkan kepala nya setelah amie berbicara seperti itu di bangku taman dekat air mancur “iya mi sebener nya gue suka sama mona tapi gue takut kalo dia ngga tau gue dan ngga suka sama gue” “cara lo salah rez, seharusnya lo ngga perlu ngerahasiain identitas elo trus pake ngasih hadiah lewat gadis itu juga”, “iya mi gue tau trus gue harus gimana?” tiba2 suasana menjadi hening sejenak “mending sekarang kita ke rumah sakit aja” “ngga bisa mi gue malu” “kalo gitu besok kita ketemuan di tempat ini”...

to be continued..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar